Minggu, 27 Desember 2015

Sedotan Emas

"Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban" (Q.S.55:55) yang artinya "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Nikmat dari Allah bisa dalam bentuk apa saja, tergantung bagaimana kita mensyukurinya..

-SEDOTAN EMAS-
Sepenggal cerita dari pengalamanku





Untuk beberapa orang, ini hanyalah 'sedotan' yang tak tinggi nilainya.. Tapi bagi saya, ini adalah 'rezeki' yang tak ternilai harganya..

Mungkin kalian mulai bertanya, kok bisa??
Oke silakan simak cerita ini..

Salah seorang keponakan cerdas saya, namanya Lala cantik sedang sakit, akibatnya dia susah makan. Berbicarapun sulit apalagi membuka mulutnya untuk makan. Oleh karena itu, makanan yang akan dikonsumsinya diblender terlebih dahulu untuk diminum seperti juice menggunakan sedotan. Nah saya diamanahkan untuk membelikannya sedotan dengan lubang yg besar..

Malam ini, mencari sedotan dengan lubang yang besar serasa mencari jarum ditumpukan jerami. Ada banyak toko dan supermarket yang saya singgahi untuk mencari, namun nihil, tak ada satupun yang saya dapatkan..

Malam semakin larut, hingga saya memutuskan untuk membeli sedotan dipenjual minuman cincau. Kuputuskan membeli pada penjual yang berlokasikan di depan GOR Sudiang.

Saya memberitahukan maksud membeli sedotannya, akan tetapi beliau mengatakan "nda dijual dek" (sedotannya tidak dijual adek). Makanya saya bertanya "beli di mana ki bu?" (Beli dimana sedotannya??). Beliau kemudian merespon dengan memberitahukan tempatnya. Tapi ahh jauh sekali dari sini.. -,-

Makanya saya putuskan untuk menjelaskan bahwa saya hanya butuh 5 atau 10 batang sambil menjelaskan bahwa sedotan ini diperuntukkan untuk keluarga yang sakit. Respon yang tak terduga dari beliau, "oh.. ambil mi dek.. ku kira tadi mau ki beli satu dos, na sudah ku bukami.." (oh.. silahkan diambil adek.. tadi saya pikir mau beli satu dos, padahal sudah saya buka..) sembari memasukkan beberapa batang sedotan ke dalam kantung plastik dan kemudian memberikan kepada saya..

Maksud hati ingin membeli, tapi ternyata beliau memberikan secara percuma. Meski demikian, karena tidak enak, maka saya memaksa untuk membeli, tapi tetap saja ditolak, bahkan beliau mengatakan "ndapapa ji dek, dibelakang pi rezekiku" (tidak masalah adek, InsyaaAllah rezekiku menyusul)..
MasyaaAllah baik sekali ibu ini.. Di kota besar seperti Makassar, sulit untuk menemukan orang dengan hati seperti malaikat..

Entah siapa nama beliau, tapi kuucapkan Terima Kasih Banyak dari lubuk hati yang paling dalam. Mungkin saya tidak bisa membalas kebaikan hati ibu, tapi saya yakin Allah yang akan membalasnya.. Saya doakan InsyaaAllah rezeki ibu semakin berkah dan berlimpah.. aamiin


****

Berbuat kebaikan seperti bersedekah, tidak harus ketika kita memiliki segalanya..
Memberi karena kita tahu rasanya tidak memiliki..
Sedekah itu tak harus kaya. Tp orang bermental 'kaya' hobinya pasti sedekah..

Hari ini, beliau mengajarkan saya keIKHLASan, memberi tanpa pamrih..
Sebuah pelajaran sederhana namun sangat berharga..

‪#‎bahagiaitusederhana‬

Makassar, 26 Des 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar